Terdengar
sesekali derum suara roda besi melintas memecah keheningan malam. Langit-langit
yang selalu sama dipandang setiap harinya, putih pudar dengan lapisan yang
mulai mengelupas. Pikiran selalu saja muncul untuk menggali kedalam suatu hal
yang sulit diingat, mungkin memang sengaja untuk dilupakan . Keduanya bisa
benar atau hampir mendekati benar.
Membayangkan
setiap kejadian yang telah terlewatkan. Setiap kesempatan yang mampu diraih,
setiap kesulitan yang mampu diatasi, setiap kegembiraan, setiap kekecewaan,
setiap tangisan, setiap senyuman, dan setiap tangan yang meraih untuk
mengenggam lebih erat. Memberi kesejukan dalam dekapan gelapnya malam.
Begitu
sulit menemukan dirimu yang sesungguhnya disaat semua tertutup oleh kabut.
Kabut yang muncul dengan sendirinya pertanda udara terasa semakin dingin,
pertanda jalur yang sedang dilalui semakin menanjak. Tekatnya tak sekuat
dinding keterbatasan yang menjulang tinggi, berisikian pijakan rapuh yang dapat
hancur seketika, jika langkahnya tak secepat keraguan yang selalu datang untuk
menjerat kaki.
Masih
terlalu merasa nyaman, masih belum tersadar, sadar dengan keadaan yang selalu
menuntut sebuah percepatan dan lompatan yang lebih jauh. seperti jatuhnya daun
pohon di tepi sungai. Melaju tanpa perlawanan, terbawa arus tanpa arah, dan
menghilang dari cahaya gemerlap lampu malam menuju lautan lepas yang gelap.
0 komentar:
Posting Komentar