Selasa, 12 November 2013

Review buku : Tuck Everlasting, oleh Natalie Babbit

tuck+everlasting


Tuck Everlasting

Pengarang                     : Natalie Babbit

Tahun terbit                 : New York, 1975; Indonesia

Penerbit                      : Atria, 2010

Penerjemah                  : Mutia Dharma

Tebal halaman             : 172 halaman

 

Bagaimana jadinya jika anda hidup selamanya ?, hal inilah yang dialami oleh seluruh keluarga Tuck. Mengambil setting tempat disuatu desa yang bernaman Treegap, keluarga Tuck menjadi hidup abadi berkat mata air yang berada di tengah hutan sisi desa Treegap.

Masalah muncul ketika Winnie Foster anak perempuan dari keluarga Foster yang memiliki hutan desa Treegap mengetahui rahasia besar tersebut yang telah disembunyikan keluarga Tuck selama hidupnya. Keluarga Tuck lalu membawa Winnie ke tempat yang aman  untuk menjelaskan bahwa hidup abadi tidak semenyenangkan yang ia pikirkan dan Winnie diminta untuk tidak mencerikatan rahasia besar tersebut.

Disisi lain masalah yang lebih besar dihadapi oleh keluarga Tuck mengintai tanpa mereka sadari. Seorang pria jangkung bersetelan kuning sedang mennyelidiki keluarga yang bisa hidup abadi mendengar percakapan mereka sebelum keluarga Tuck membawa Winnie kerumah mereka di tepi danau daerah terpencil.

Perasaan bimbangpun dirasakan Winnie setelah mendengarkan penjelasan keluarga Tuck, apakah dia ingin hidup abadi? Apalagi dia menyukai Jesse, anak bungsu keluarga Tuck yang tampan. Tentu sulit mengambil keputusan, akhirnya Winnie harus mengambil keputusannya sendiri yang terbaik.

“Bagaimana jika kau bisa hidup selamanya?”, kalimat itulah yang ditulis pada salah satu halaman awal buku karangan Natalie Babbitt berjudul “Tuck Everlasting”. Hal inilah merupakan alasan kedua yang membuat saya semakin perasaran untuk membaca buku tersebut. Kesan awal saya melihat cover buku ini ada kesan menarik yang digambarkan melalui seorang anak perempuan dengan setelan baju terusan warna coklat yang duduk diatas batu sambil memangku seekor kodok. Walaupun cover buku ini tidak secerah novel pada umumnya, namun latar hutan yang merupakan perpaduan warna hijau yang beragam mengesankan hutan yang penuh misteri.

Kisah yang ringan namun penuh perasaan mampu dihadirkan Natalie dengan gaya bahasa yang menarik. Tidak jarang kita juga menemukan pesan hidup yang diutarakan dalam buku ini sehingga menyadarkan diri pembaca setelah membaca buku ini. Walaupun ada beberapa kekurangan yaitu penerjemahan bahasa yang masih terkesan kaku dan terdapat beberapa kesalahan ejaan .

Terlepas dari kekurangannya, buku ini sangat menarik untuk dibaca dan  bisa dijadikan tambahan koleksi buku bacaan yang anda miliki.  selamat membaca J

0 komentar:

Posting Komentar

Created By Sora Templates